Berdasarkan informasi dari Kementerian Agama Nias Selatan, melalui Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh, guru tersebut telah menyerahkan berkas sebelum batas waktu yang ditentukan, yakni 26 Desember 2024. Namun, hingga kini haknya belum juga diberikan.
Selain itu, seorang guru honorer yang tidak ingin disebutkan namanya juga mengalami nasib serupa. Ia belum menerima tunjangan profesi guru selama setahun penuh (2024), dengan total yang seharusnya ia terima sebesar Rp 18.000.000,-. Ungkapnya kepada wartawan Jumat, (8/2/2025).
Sesuai pengakuan yang bersangkutan guru tersebut telah menemui kasubbag tata usaha Kemenag Nias Selatan Mila Kamila Sitompul, S.Pd akan tetapi, Mila Kamila Sitompul membuang badan dan merasa itu bukan tanggungjawabnya. Padahal dia telah diberikan kepercayaan dan tanggungjawab oleh Plh Dr.Martinus Harefa, S.Th, M.Pdk.
Dia berharap, Kepada kakan Kemenag Kabupaten Nias Selatan Dr.Martinus Harefa, S.Th M.Pdk dan beserta pejabat teknis yang menangani pencairan atas nama Yurmina Zebua, S.Th memohon perhatian agar tunjangan profesinya selama setahun penuh (2024) harus dibayarkan, ujarnya.
Pada saat yang sama wartawan ini melakukan konfirmasi kepada kasubbag KTU Mila Kamila sitompul, namun tidak kunjung bisa ditemui dengan alasan sibuk dan zoom.(8/2/2025).
Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan kejelasan anggaran di lingkungan Kementerian Agama Nias Selatan.
Masyarakat dan para tenaga pendidik berharap pemerintah segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini, demi kesejahteraan dan keadilan bagi para guru yang telah mengabdi dengan penuh dedikasi.
