Ahli waris dari keturunan Adieli Harefa (alm) dan Ngaroroi Harefa secara tegas menyatakan belum pernah menghibahkan Tanah milik mereka tersebut kepada Pemerintah Kota Gunungsitoli dhi Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, Pemerintah Desa Lololakha ataupun kepihak SDN Lololakha untuk pembangunan Ruang Laboratorium Komputer.
Secara tegas para ahli waris pemilik tanah meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli dan Rekanan untuk menghentikan sementara proses pekerjaan proyek. Baru bisa dilanjutkan apabila Dinas Pendidikan, Rekanan maupun pihak sekolah bisa menunjukkan Surat Asli Hibah yang telah diserahkan dan ditandatangani leluhur dan orang tua kami, tegas ahli waris kepada media, Sabtu (10/08/2024).
Pada beberapa waktu lalu, Kepala Sekolah SDN 071000, Yupiter Lase, S.Pd, menunjukkan salinan atau foto copy surat hibah tanah yang dikeluarkan pada tanggal, 27-5-1987 kepada kami, namun didalam surat tersebut tidak ada tanda tangan leluhur ataupun orang tua kami.
Kemarin Jum'at (08/10/2024), kami telah menyampaikan surat pengaduan dan keberatan kepada Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli yang langsung diterima Kepala Dinas, Drs Arham Dusky Hia, dan kami sebagai ahli waris telah mengingatkan beliau untuk menghentikan sementara proses pekerjaan proyek. Apabila pihak Pemko Gunungsitoli bisa menunjukkan Surat Hibah Asli pada Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer di atas tanah kami, maka bisa melanjutkan pekerjaan dan kami (ahli waris) akan mendukung penuh pembangunan tersebut, ucap para ahli waris.
Saat dikonfirmasi Kepala Sekolah UPTD SDN Lololakha, Yupiter Lase, S.Pd terkait surat hibah yang tunjukkan kepada para ahli waris, Dia mengatakan "sebenarnya hal ini tidak dapat saya berkomentar banyak pak karena intinya surat tersebut memuat hibah dan tidak ada sama sekali unsur asumsi yang dinyatakan sebagai hak pakai," tulis Yupiter Lase melalui pesan via WhatsApp, Sabtu, (10/08/2024).
"Tanggapan saya seharusnya pembangunan yang sedang berjalan seharusnya di dukung oleh semua pihak oleh karena ini adalah pembangunan untuk lingkungan masyarakat Lololakha sendiri dan bukan untuk berguna untuk generasi lain, jadi hal kita terima bersama. Soal solusi tentu dari kita untuk kita dan sebaiknya hal ini lebih baik konsultasi di Dinas pendidikan karena kami sekolah dalam hal ini sebagai mediator saja," sambung Kasek.
Ditambahkan Yupiter Lase, sebelumnya pihak sekolah juga telah mengambil bagian dan berperan dalam hal ini secara internal, memfasilitasi sebagai bentuk kepedulian dan menghargai pihak lain, namun belum ada kesepakatan, pungkasnya.
Ketika Lensasiber.com mengkonfirmasi pihak Rekanan pada proyek tersebut, Setiawan Hasrat Jaya Harefa yang sering disapa Ama Debora, Jum'at (09/08/2024) mengatakan "untuk lebih jelas mendingan konfirmasi ke dinas, karena mereka lebih tau." Tulisnya via chat WhatsApp.
Sebelumnya kita sudah fasilitasi ke mereka untuk langsung konfirmasi ke pihak dinas dan menyurati dinas, kata Ama Debora Harefa. (St. Lase).