BANGKO - Kepala Desa (Kades) Desa Pulau Terbakar, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin kepala desa tersebut pilih bungkam saat ditanya terkait dengan dugaan penyelewengan anggaran dana desa tahun anggaran 2022 dan 2023 yang terjadi pada kegiatan tebas lobang, kegiatan lumbung pangan, pemeliharaan air bersih dan kegiatan pembangunan perpustakaan desa.
kepala desa pulau terbakar tersebut mengabaikan pertanyaan dan konfirmasi dari awak media ini dan hanya membaca saja pertanyaan pertanyaan yang di lontarkan di Whatsap pribadinya sampai berita ini di terbitkan
Diberitakan sebelumnya ada beberapa kegiatan dana desa yang dipermasalahkan oleh warga setempat, seperti yang di katakan oleh (MW) seperti Kegiatan
Salah satunya kegiatan pembangunan jalan tebas lobang yang berada di bukit intan area trans pulau tebakar, pekerjaan ini senilai Rp 75.000.000 hanya di kerjakan asal asalan.
"Kondisi jalan dikerjakan tampa perhitungan/ perencanaan yang matang, pekerjaan ini seolah bukan lah pekerjaan dari dana desa, pekerjaan tidak di berikan papan merek, setelah dikerjakan jalan bukan nya tambah bagus, malah jalan tambah hancur"
Bayangkan saja pengerjaan dengan mengambil tanah yang berada di sekitar bahu jalan, pakai exsavator, dan di timbun saja ketengah jalan, tambah rusak lah jalan kalau di buat seperti itu. dan juga gorong gorong tidak di pasang hanya di biarkan tergeletak di pinggir jalan, tidak di letak pada tempatnya. kata Muzakir Walid salah satu warga desa pulau terbakar.
Muzakir Walid menambahkan kelihatannya pemdes desa pulau terbakar ini sudah keterlaluan, dana desa yang seyogyanya untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat malah di gunakan se mena mena.
"Setiap tahun ada saja laporan warga terkait dengan penyelewengan kegiatan dana desa, kemaren ada yang komplain dengan pekerjaan rehab air bersih"
Pekerjaan rehab air bersih pipa yang seharusnya di ganti tidak di ganti hanya di ikat pakai karet, pipa (paralon) yang seharusnya di tanam dalam tanah, tidak di tanam, kalau pipa tidak di tanam gak mungkin tahan lama, sangat rawan pecah di injak oleh binatang ternak, anggaran yang di anggarkan lumayan besar yaitu Rp50.000.000.;
Tak henti sampai di situ Muzakir Walid juga memaparkan kepada media ini
"Begini ya,!! saya pikir pemdes sudah kelewatan dzolim terhadap masyarakat selain dari dua kegiatan yang saya sebutkan tadi ada dua kegiatan lagi yang menurut saya aneh yaitu :
Kegiatan lumbung pangan "kegiatan lumbung pangan ini, gak jelas apa yang dikerjakan, dimana lumbung nya dimana pangan nya saya tidak mengerti dan tidak paham imbuh Muzakir.
Terus ada lagi kegiatan yg lalu pembangun perpustakaan desa yang menelan dan cukup besar yaitu Rp300.0000.000, itu tidak tau mampaatnya apa, tidak kelihatan ada aktivitas selayaknya perpustakaan, buku-bukunnya tidak ada, orang yang membaca buku pun disitu tidak ada, malah sekarang di gunakan untuk aktivitas kantor Desa, ini sama manipulasi public lain yang di rencanakan lain pula yang di pungsikan tutur Muzakir.
Secara pribadi saya sangat berharap kepada semua pengawas dan aparat penegak hukum agar serius turun ke desa pulau terbakar untuk cek pisik lansung ke lapangan,b supaya kejadian kejadian seperti ini tidak di ulangi lagi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tutup Muzakir.
(Tim)