Gunungsitoli - Pemerintah Kota Gunungsitoli menggelar Konferensi pers dalam rangka penyampaian informasi tentang kegiatan daerah serta isu-isu strategis di Kota Gunungsitoli, yang dilaksanakan di ruang rapat lantai II kantor Wali Kota Gunungsitoli. Kamis 30/05/2024.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir Staf Ahli, sejumlah OPD, Camat se-kota Gunungsitoli, Pemilik UD. Harapan, Mewakili pengurus Yayasan Museum Pusaka Nias, Mewakili pengusaha Taman Doa dan awak media.
Dalam penyampaian Wali Kota Gunungsitoli Sowa'a Laoli, SE., M.Si mengatakan pada laporan pemeriksaan keuangan Pemkot Gunungsitoli Tahun 2023 oleh BPK RI Perwakilan Sumut mendapatkan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), karena Pemko Gunungsitoli dapat menyajikan laporan keuangan secara wajar dan penata usahaan telah memenuhi Standar Akutansi keuangan daerah.
Lanjut, Wali Kota Gunungsitoli, Sowa’a Laoli mengatakan saat ini kondisi Keuangan Pemko Gunungsitoli sedang tidak baik-baik saja, karena saat ini sedang defisit diperkirakan (±80 M), Defisit ini di mulai pada perencanaan APBD 2023 juga pada penetapan Perubahan P-APBD 2023 sampai pada perencanaan APBD 2024.
Pada Perubahan APBD 2023 terjadi penambahan target PAD sampai 63 M, jauh di atas realisasi PAD tahun sebelumnya. Sehingga, Pertanggal 31 Desember 2023 realisasi PAD hasil tidak sesuai dengan apa yang di targetkan sebelumnya hanya 27 M dari target 63 M atau sekitar 43 persen. Dan juga dari beberapa sumber pendapatan lain yang bertambah dan sampai akhir tahun target tersebut tidak tercapai. Sementara itu masih Ada kegiatan proyek sebesar 10 M lebih tidak terbayar di akhir tahun 2023. Ujar Sowa'a.
Walikota Gunungsitoli itu menyampaikan, dalam penyusunan APBD 2024 telah di anggarkan belanja yang sumber dananya dari SILPA Umum Sebesar 32 M, padahal dana silpa tersebut tidak ada dalam saldo kas daerah. Itu jelas, Saldo Kas Daerah tidak ada alias angin. Di tambah lagi target PAD di APBD 2024 yang diproyeksikan jauh diatas realisasi Pendapatan tahun sebelumnya dan ini berpotensi menambah defisit sebesar 20 M lebih. Dampak dari semua itu, maka secara keseluruhan defisit APBD Kota Gunungsitoli sebesar 80 M lebih,” tambahnya.
Untuk meminimalisir keadaan tersebut, Pemerintah Kota Gunungsitoli akan berupaya mencari solusi yakni merasionalisasikan anggaran, tapi ini tidak gampang karena defisit ini tidak sedikit dan semua kegiatan di dalam APBD 2024 yang sumber dananya SILPA (tidak tersedia dikas daerah). Tentu erat kaitanya dengan operasional perangkat daerah dalam peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. “Kami mohon dukungan doa, agar Pemko Gunungsitoli bisa melewati masa masa sulit ini,” harapnya mengakhiri.
Pada kesempatan tersebut Kadis Dukcapil Kota Gunungsitoli Bernardine Telaumbanua, SH., M.Si menyampaikan laporan pencapaian kerjasama antar pengusaha yang ada di wilayah kota Gunungsitoli sekaligus pemaparan fungsi dan manfaat bagi pemilik kartu Identitas Anak (KIA).
Setelah penyampaian laporan dilanjutkan dengan penandatanganan MOU kerjasama Pemkot Gunungsitoli melalui Dinas Dukcapil dengan beberapa Pengusaha yakni : UD. Harapan, Yayasan Museum Pusaka Nias dan Pengusaha Taman Doa.
(Key)