Kabupaten Tangerang, – Pelaksanaan Porprov Banten VI telah memasuki hari ke 9. Namun, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Tangerang menghadapi beberapa kendala dalam bersaing mengejar perolehan medali emas.
Ketua Kontingen Kabupaten Tangerang, Taufik Emil mengatakan pada Porprov Banten ke VI ini, pihaknya memiliki sejumlah kendala. Padahal, pihaknya pun sejak Porprov Banten digelar sudah sebanyak 3 kali menjadi juara umum.
“Kendala paling besar yang kami hadapi adalah, sistem rekapitulasi medali Porvop Banten yang dirasakan tidak mengusung spirit fair, play dan sportivitas,” ungkap Taufik Emil kepada awak media, Minggu (27/11/2022).
Lebih lanjut, Taufik menjelaskan, Dimana pada hari pertama pelaksanaan pertandingan, pihaknya sangat mudah untuk mengakses daftar perolehan medali hingga kepada data atlet peraih medali emas, perak dan perunggu.
“Melewati hari ketiga, kami kesulitan mengakses data tersebut hingga hari ini. Hal tersebut, berlanjut pada kendala selisih, pada medali yang di peroleh setiap harinya oleh para atlet,” ujarnya.
Lanjut Taufik, Data-data tim pemantau dilapangan berbeda data yang tertera di situs website http://Porpovbanten2022.id, bahkan selisih perolehan medali yang di raih dengan data yang tertera di situs mencapai angka 50 medali emas.
“Akurasi data medali pada situs Website Porprov Banten 2022 tidak terinformasi secara rutin perjam. Jadi antara data yang diperoleh dari tim kami, peraihan medali berjalan, ternyata berbeda dengan data perolehan medali yang ada di Website Porvop Banten,” paparnya.
Ia menjelaskan, selisih perolehan data peraihan medali tersebut cukup jauh perbedaannya. Data yang di peroleh KONI jumlahnya sudah sekian, akan tetapi di data website Porprov Banten masih kurang.
“Jadi poinnya adalah, penyelenggara Porvop Banten ini agar merespon data perolehan medali. Datanya, harus di update, per jam kalau perlu,” pintanya.
Kemudian, ia menyarankan, seharusnya dari mulai pertandingan, sampai dengan sore data tersebut harus rutin di update. Sehingga pada saat rekapitulasi pukul 9 malam, data tersebut harus sudah bisa di kroscek.
“Tidak hanya data untuk kabupaten dan kota tangerang saja. Tetapi, kabupaten, kota yang ada di provinsi Banten,” pintanya.
Kata Taufik, Hal tersebut dapat mempengaruhi dari aspek psikologis para atlit yang sudah memperoleh medali emas, perak maupun perunggu.
“Pada awalnya selisih 20 medali emas, makin hari makin berbeda jauh. Jadi kita menanyakan untuk mengkonfirmasi kepada panitia Porvop, agar selalu meng update data perolehan medali ini,” Tutupnya (rls/fsl)